Meski Tertekan, Emas Bertahan di Atas Level US$ 1.900

- Pewarta

Kamis, 14 September 2023 - 08:21 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto ilustrasi: Emas batangan/Dok.

Foto ilustrasi: Emas batangan/Dok.

MEDIA EMITEN – Harga emas merosot pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), mencatat penurunan untuk sesi kedua berturut-turut, tetapi masih bertahan di atas level psikologis U$ 1.900 menyusul data inflasi AS di atas ekspektasi.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, melemah US$ 2,60 atau 0,13% menjadiUS$ 1.932,50 per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di US$ 1.938,40 dan terendah di US$ 1.927,20 per ounce. 

Emas tertekan harga konsumen AS, didorong oleh harga bahan bakar yang lebih tinggi sebesar 3,7% (YoY), menurut data Departemen Tenaga Kerja AS. Ini dikhwatirkan memberikan tekanan baru pada perjuangan Federal Reserve melawan inflasi.

“Perdagangan emas mencerna laporan inflasi ini dan mulai melihat lubang pada perekonomian,” kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Rabu (13/9/2023) bahwa indeks harga konsumen (IHK) AS, yang merupakan ukuran utama inflasi, naik 0,6% pada Agustus, kenaikan bulanan terbesar pada tahun 2023; dan naik 3,7% dari tahun lalu. Para ekonom memperkirakan kenaikan masing-masing sebesar 0,6% dan 3,6%.

Data IHK yang sedikit lebih tinggi dari perkiraan memicu ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga sekali lagi pada November, sehingga mengurangi harga emas.

Para analis pasar berpendapat bahwa data IHK AS terbaru memberikan sedikit kejelasan terhadap prospek kebijakan Federal Reserve.

Fed kemungkinan tidak akan melakukan perubahan pada keputusan suku bunga minggu depan. Untuk melawan inflasi, The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 5,25% dari basis hanya 0,25 persen pada Maret 2022. Bank sentral dijadwalkan akan memutuskan suku bunga berikutnya pada pertemuan kebijakannya pada 20 September.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember merosot 22,10 sen atau 0,94% menjadi ditutup pada US$ 23,18 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun US$ 7,60 atau 0,83% menjadi US 905,20 per ounce.

Berita Terkait

Terkait Rencana Penurunan Tiket Pesawat Angkutan Lebaran Idul Fitri 2025, Pemerintah Beri Sinyal Positif
Beri Kemudahan Perjalanan Ibadah, BRI dan Garuda Indonesia Berkolaborasi Gelar Umrah Travel Fair 2025
Dorong Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan, BRI Terapkan Strategi Pengelolaan Segmen Nasabah Berbasis Piramida
Terkait dengan Rencana Kehadiran Mentan Andi Amran Sulaiman ke Lampung, Ini Respons Para Petani Singkong
Konsistensi Jaga Kinerja Fundamental yang Solid, BRI Tumbuh Secara Bekelanjutan
Perusahaan Tak Ikut Aturan HBA Tak Diberikan Izin Ekspor, Indonesia Pertimbangkan Batasi Ekspor Batu Bara
BRI Pastikan Kemudahan dan Kenyamanan Transaksi Nasabah Selama Libur Isra Mikraj dan Imlek 2025
BRI UMKM EXPO(RT) 2025 Siap Bawa Produk Lokal Mendunia, Kembali Digelar

Berita Terkait

Rabu, 12 Februari 2025 - 10:15 WIB

Terkait Rencana Penurunan Tiket Pesawat Angkutan Lebaran Idul Fitri 2025, Pemerintah Beri Sinyal Positif

Sabtu, 8 Februari 2025 - 15:50 WIB

Beri Kemudahan Perjalanan Ibadah, BRI dan Garuda Indonesia Berkolaborasi Gelar Umrah Travel Fair 2025

Kamis, 6 Februari 2025 - 21:59 WIB

Dorong Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan, BRI Terapkan Strategi Pengelolaan Segmen Nasabah Berbasis Piramida

Rabu, 5 Februari 2025 - 11:58 WIB

Terkait dengan Rencana Kehadiran Mentan Andi Amran Sulaiman ke Lampung, Ini Respons Para Petani Singkong

Selasa, 4 Februari 2025 - 17:38 WIB

Konsistensi Jaga Kinerja Fundamental yang Solid, BRI Tumbuh Secara Bekelanjutan

Berita Terbaru