MEDIA EMITEN – Harga emas merosot pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), mencatat penurunan untuk sesi kedua berturut-turut, tetapi masih bertahan di atas level psikologis U$ 1.900 menyusul data inflasi AS di atas ekspektasi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, melemah US$ 2,60 atau 0,13% menjadiUS$ 1.932,50 per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di US$ 1.938,40 dan terendah di US$ 1.927,20 per ounce.
Emas tertekan harga konsumen AS, didorong oleh harga bahan bakar yang lebih tinggi sebesar 3,7% (YoY), menurut data Departemen Tenaga Kerja AS. Ini dikhwatirkan memberikan tekanan baru pada perjuangan Federal Reserve melawan inflasi.
“Perdagangan emas mencerna laporan inflasi ini dan mulai melihat lubang pada perekonomian,” kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA.
Baca Juga:
Mendorong UMKM Naik Kelas dan Go Global, Pemerintah Apresiasi Keberpihakan BRI
Sebanyak 3 Anggota Bursa Siap untuk Fasilitasi Transaksi Short Selling, Termasuk Mandiri Sekuritas
Elon Musk Tawar Perusahaan pada Harga 97,4 Miliar Dolar AS, Begini Respons CEO OpenAI Sam Altman
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Rabu (13/9/2023) bahwa indeks harga konsumen (IHK) AS, yang merupakan ukuran utama inflasi, naik 0,6% pada Agustus, kenaikan bulanan terbesar pada tahun 2023; dan naik 3,7% dari tahun lalu. Para ekonom memperkirakan kenaikan masing-masing sebesar 0,6% dan 3,6%.
Data IHK yang sedikit lebih tinggi dari perkiraan memicu ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga sekali lagi pada November, sehingga mengurangi harga emas.
Para analis pasar berpendapat bahwa data IHK AS terbaru memberikan sedikit kejelasan terhadap prospek kebijakan Federal Reserve.
Fed kemungkinan tidak akan melakukan perubahan pada keputusan suku bunga minggu depan. Untuk melawan inflasi, The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 5,25% dari basis hanya 0,25 persen pada Maret 2022. Bank sentral dijadwalkan akan memutuskan suku bunga berikutnya pada pertemuan kebijakannya pada 20 September.
Baca Juga:
Konsisten Melayani UMKM, BRI Cetak Laba Rp60,64 Triliun
Tingkatkan Daya Saing Bersama BRI, Balee Scents Siap Melangkah ke Pasar Dunia
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember merosot 22,10 sen atau 0,94% menjadi ditutup pada US$ 23,18 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun US$ 7,60 atau 0,83% menjadi US 905,20 per ounce.