MEDIA EMITEN – – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) masih tertekan dan ditutup turun 32,5 poin atau 0,48% menjadi 6.779,7 pada perdagangan Senin 19 Desember 2022.
Kekhawatiran resesi ekonomi global masih mendominasi pasar. Investor asing terus keluar dari pasar saham Indonesia dengan mencatatkan jual bersih (net foreign sell) di seluruh pasar sebesar Rp185,63 miliar. Sedangkan di pasar reguler tercatat aksi jual asing dengan jumlah jual bersih Rp 490,51 miliar.
Pasar saham global berada di bawah tekanan jual sejak minggu lalu menyusul kenaikan suku bunga yang terus berlanjut untuk menjinakkan inflasi, meski laju inflasi sendiri sudah mulai melandai.
Bank sentral AS The Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa (ECB) menaikkan suku bunga acuan minggu lalu. Pelemahan dari berbagai rilis data ekonomi belakangan ini juga membuat investor bingung ke mana lagi mencari sentimen positif pada akhir 2022 ini.
Baca Juga:
Produktivitasnya Meningkat Berkat Pemberdayaan Klaster Usaha dari BRI, Ini Kisah Petani di Merauke
Pengguna Inovasi Digital Super Apps BRImo Tembus 38,61 Juta, Terbesar di Indonesia
Santa Rally, yang biasanya dimulai pada pertengahan bulan Desember, tahun ini tampaknya akan sulit terjadi di tengah kekhawatiran mengenai resesi global dan retorika tegas atau hawkish dari pejabat bank sentral.
Di Asia, Tiongkok menghadapi gelombang besar penularan virus COVID-19 pasca pelonggaran sejumlah pembatasan dalam kebijakan Zero COVID pada awal bulan ini sehingga investor khawatir aktivitas dunia usaha dan sistem kesehatan di Tiongkok akan mengalami pukulan hebat dalam jangka pendek.
Investor tampak mengabaikan pengumuman yang dibuat oleh Partai Komunis Tiongkok pada akhir pekan lalu bahwa Pemerintah Tiongkok akan membangkitkan ekonominya yang sedang lesu melalui stimulasi konsumsi dalam negeri dan pasar properti.
Dibuka melemah, IHSG mayoritas bergerak di zona merah hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih tak mampu beranjak dari teritori negatif sampai penutupan bursa saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor terkoreksi dimana sektor teknologi turun paling dalam yaitu minus 2,04%, diikuti sektor barang baku dan sektor keuangan masing-masing minus 1,64% dan 0,99%.
Sedangkan dua sektor meningkat yaitu sektor infrastruktur dan sektor barang konsumen non primer masing-masing sebesar 0,52% dan 0,2%.
Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu ERTX, TAYS, NICL, SDPC, dan NASI. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni KRYA, BRIS, WMPP, MINA, dan CHEM.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 919.155 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 18,03 miliar lembar saham senilai Rp10,6 triliun. Sebanyak 189 saham naik, 349 saham menurun, dan 170 tidak bergerak nilainya.
Baca Juga:
Inilah 10 Bukti Nyata Tentang Kontribusi BRI untuk Negeri, Dorong Ekonomi Kerakyatan yang Inklusif
Aktor Laga Senior Asal Amerika Serikat Steven Seagel Bertemu dengan Presiden RI Prabowo Subianto
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 289,48 atau 1,05% ke 27.237,64, indeks Hang Seng turun 97,86 atau 0,5% ke 19.352,81, indeks Shanghai terkoreksi 60,74 poin atau 1,92% ke 3.107,12, dan indeks Straits Times menguat 15,8 poin atau 0,49% ke 3.256,61.