MEDIA EMITEN – Harga emas turun lagi pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) untuk hari ketiga berturu-turut, karena dolar AS menguat didukung tanda-tanda terbaru dari ekonomi AS yang solid.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange turun US$ 9,9 atau 0,5% menjadi ditutup pada US$ 1.964,60 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$ 1.987,90 dan terendah US$ 1.958,40.
Dolar mencapai tertinggi baru dua bulan terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada Rabu (24/5/2023), dengan Indeks dolar, yang melacak mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,38% menjadi 103,8847 pada pukul 15.00 waktu setempat (19.00 GMT).
Kebuntuan atas negosiasi plafon utang AS di Washington juga mendorong permintaan safe-haven untuk emas sehingga menahan penurunan lebih lanjut, karena para pedagang memposisikan diri untuk perlambatan aktivitas ekonomi global tahun ini.
Negosiasi yang konsisten antara anggota parlemen Demokrat dan Republik sejauh ini gagal menghasilkan kesepakatan untuk menaikkan batas pengeluaran AS dan menghindari gagal bayar.
Sementara itu, Federal Reserve merilis risalah pertemuan 2-3 Mei. Dalam diskusi mereka tentang prospek kebijakan, “beberapa” pejabat mengatakan bahwa jika ekonomi berkembang seperti yang mereka harapkan, penguatan kebijakan lebih lanjut setelah pertemuan ini mungkin tidak diperlukan.
Beberapa pejabat Fed mengatakan Federal Reserve harus mengkomunikasikan bahwa pemotongan suku bunga tidak mungkin terjadi tahun ini dan kenaikan suku bunga lebih lanjut tidak dikesampingkan.
Federal Reserve mempertahankan perkiraannya untuk resesi ringan pada 2023.
Investor sedang menunggu rilis produk domestik bruto AS pada Kamis waktu setempat, dan data inflasi pada Jumat (26/5/2023).
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 38,40 sen atau 1,63% menjadi US$ 23,24 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun US$ 28,10 atau 2,66 % menjadi US$ 1.029,50 per ounce.