MEDIA EMITEN -Harga emas berjangka merosot lagi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), memperpanjang kerugian untuk hati ketiga berturut-turut, tertekan oleh dolar AS yang menguat.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange anjok US$ 21,2 atau 1,09% menjadi US$ 1.923,70 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$ 1.945,1 dan terendah US$ 1.922,6 per ounce.
Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang pada Kamis (22/6/2023) setelah ketua Fed mendukung lebih banyak kenaikan suku bunga AS meskipun pada “kecepatan yang hati-hati” dan karena serentetan kenaikan suku bunga oleh beberapa bank sentral memicu kekhawatiran atas prospek pertumbuhan global.
Kenaikan suku bunga oleh bank sentral global juga mengurangi daya tarik emas. Bank Sentral Inggris menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin, lebih besar dari yang diantisipasi para ekonom. Bank sentral di Swiss dan Norwegia juga menaikkan suku bunga. Bank sentral Turki memberikan kenaikan yang cukup besar.
Baca Juga:
Mendorong UMKM Naik Kelas dan Go Global, Pemerintah Apresiasi Keberpihakan BRI
Sebanyak 3 Anggota Bursa Siap untuk Fasilitasi Transaksi Short Selling, Termasuk Mandiri Sekuritas
Elon Musk Tawar Perusahaan pada Harga 97,4 Miliar Dolar AS, Begini Respons CEO OpenAI Sam Altman
Ketua Federal Reserve Jerome Powell melanjutkan kesaksiannya kepada Kongres pada Kamis (22/6/2023), memperkuat ekspektasi bahwa bank sentral AS itu akan menaikkan suku bunga setidaknya dua kali lebih banyak tahun ini.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun US$ 34,30 sen atau 1,5% menjadi US$ 22,467 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli terpangkas US$ 22,50 atau 2,37% menjadiUS$ 926,50 per ounce.