MEDIA EMITEN – Harga emas menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) karena pasar khawatir inflasi dan resesi ekonomi, serta perang Rusia dan Ukraina yang terus berlarut-larut.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange menguat 0,4% atau US$ 7,8 menjadi ditutup pada level US$ 1.945,60 per ounce. Emas menguat 1,1% untuk minggu ini.
Ketidakpastian atas apa yang akan dilakukan Federal Reserve setelah menaikkan suku bunga mendorong aliran dana ke emas, kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.
Investor menunggu rilis indeks harga konsumen Maret pada Selasa minggu depan yang diperkirakan akan melonjak di atas 8%.
Baca Juga:
Mendorong UMKM Naik Kelas dan Go Global, Pemerintah Apresiasi Keberpihakan BRI
Sebanyak 3 Anggota Bursa Siap untuk Fasilitasi Transaksi Short Selling, Termasuk Mandiri Sekuritas
Elon Musk Tawar Perusahaan pada Harga 97,4 Miliar Dolar AS, Begini Respons CEO OpenAI Sam Altman
Sementara itu, seorang jenderal militer AS mengindikasikan bahwa konflik Rusia-Ukraina dapat berlangsung “bertahun-tahun”, juga mendukung emas.
Departemen Perdagangan AS semalam melaporkan bahwa persediaan grosir AS naik 2,5% pada Februari, dibandingkan 2,1% yang dilaporkan bulan lalu. Persediaan grosir melonjak 19,9 persen di Februari pada basis tahun-ke-tahun.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 8,8 sen atau 0,36% menjadi US$ 24,823 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik US$ 17,6 atau 1,84% menjadi US$ 975,6 per ounce.