Mediaemiten.com, Lhokseumawe – Bank Indonesia Lhokseumawe, Provinsi Aceh, meminta masyarakat setempat tidak perlu resah berlebihan terkait melemahnya nilai tukar rupiah yang berlangsung secara gradual karena fundamental ekonomi Indonesia cukup baik.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe Yufrizal di Lhokseumawe, Jumat, mengatakan, tekanan nilai tukar rupiah lebih disebabkan oleh faktor eksternal, tetapi lebih terbatas karena didukung oleh fundamental ekonomi Indonesia yang cukup baik.
Menurut dia, tekanan terhadap nilai tukar rupiah berpengaruh pada inflasi inti, khususnya untuk barang impor dan barang yang mempunyai kandungan bahan baku impor.
Namun, Bank Indonesia memandang bahwa dampak pelemahan rupiah terhadap tekanan inflasi sejauh ini relatif terbatas, katanya.
Baca Juga:
Romadhon Jasn Menjadi Direktur Sapulangit Public Relations, Ditunjuk Sapulangit Media Circle (SMC)
Yufrizal mengatakan, penyebab melemahnya nilai tukar rupiah adalah kondisi eksternal, yang tercermin dari peningkatan indeks Economy Policy Uncertainty, dari sekitar 100 – 200 pada 2016 ke belakang, menjadi 300-600 pada 2017-2018.
Ketidakpastian tersebut dipicu ketegangan perdagangan antara AS dan sejumlah negara yang mendorong kebijakan balasan yang lebih luas dan mendorong aliran modal keluar dari emerging market. Kondisi tersebut, berdampak pada pelemahan mata uang negara-negara berkembang terhadap dolar AS. Ia mengatakan, sejalan dengan pelemahan nilai tukar rupiah yang berlangsung secara gradual, stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan tetap terjaga.
“Pelaku pasar seringkali melihat ada level psikologis yang diwaspadai. Namun, ketika rupiah menembus level psikologis tersebut, kita melihat stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan tetap dapat terjaga, sepanjang volatilitas nilai tukar rupiah tetap terkendali,” jelasnya.
Oleh karena itu, Bank Indonesia memandang stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan tetap dapat terjaga, sepanjang volatilitas nilai tukar rupiah tetap terkendali. Dengan demikian, pelaku usaha dan masyarakat diharapkan dapat menjaga keyakinan terhadap fundamental dan prospek perekonomian Indonesia saat ini.
Baca Juga:
BRI Berdayakan Wanita Indonesia Melalui Program BRInita, Maknai Hari Kartini
Pemegang Saham BBRI Panen Dividen Final Senilai Rp31,4 Triliun pada Hari Rabu Ini 23 Mei 2025
Manfaatkan Pendanaan Usaha dari BRI, ‘Waroeng Tani’ Malang Tetap Berjaya Hingga Lintas Generasi
Selain itu, Bank Indonesia bersama Pemerintah dan otoritas lainnya telah merespons dengan berbagai kebijakan, baik moneter, fiskal maupun struktural untuk memperkuat ketahanan perekonomian Indonesia.
Kepala KPw BI Lhokseumawe itu mengatakan, untuk menjaga dan memperkuat fundamental ekonomi yang kuat dalam waktu jangka panjang, khusus di wilayah BI Lhokseumawe yang meliputi 10 kabupaten kota di Provinsi Aceh, langkah yang dilakukan adalah mengarahkan dan mendorong penerimaan devisa melalui peningkatan ekspor di wilayah kerja BI Lhokseumawe, terutama ususnya komoditas sawit, kopi dan karet. Serta membina UMKM yang berpotensi ekspor.
Selain itu, di sektor pariwisata juga terus dilakukan sinergitas dengan pemerintah daerah untuk melakukan pengembangan destinasi wisata agar sektor pariwisata mampu menarik wisatawan asing sehingga menambah penerimaan devisa negara, pungkas Yufrizal. (muk)