MEDIA EMITEN – Sebanyak 848 warga Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Penyaluran BST senilai Rp 300 ribu per KPM melalui Bank DKI berlangsung di SDN 04 Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Senin, 29 Maret 2021 dari jam 08.00 pagi WIB hingga 21.00 malam.
Proses administrasi untuk pengisian data calon penerima BST yang berlangsung hingga malam hari mendapat banyak keluhan warga, khususnya lansia.
Wahyuli, salah seorang warga mengaku sudah berada di lokasi dari jam 11 pagi, untuk mengurus kartu ATM Bank DKI sebagai persyaratan untuk mendapatkan BST.
“Jam 11 saya sudah mengantre, tapi belum dipanggil-panggil juga,” katanya kepada mediaemiten.com.
Namun ia bisa memahami dan tetap sabar menunggu.
“Memang kita harus sabar, ini merupakan ujian buat kita yang membutuhkan BST,” tutur Wahyuli.
Menurutnya, dana BST ini untuk keperluan keperluan rumah tangga.
“Untuk membeli beras, minyak goreng, susu anak dan uang jajan,” kata Wahyuli.
Ia mengatakan dana BST yang sebesar Rp 300 ribu ini sebenarnya masih kurang dan mengusulkan kalau bisa Rp 1 juta.
“Ya ini usulan saya saja, tapi saya tetap bersyukur sudah dapat bantuan dari pemerintah dan sangat membantu,” ungkapnya.
Menanggapi keluhan warga itu, Kasie Kesra Kelurahan Srengseng Sawah, Jagakarsa Jakarta Selatan, Nina Istriawati mengatakan ini terjadi karena kapasitas calon penerima BST yang banyak tidak diimbangi dengan jumlah petugas dari Bank DKI yang memadai.
“Jumlah calon penerima 848 orang, tapi petugas yang menangani hanya 4 orang, sudah begitu datangnya telat, seharusnya sudah mulai jam 8 pagi baru dibuka jam 9,” ucap Nina kepada mediaemiten.com.
Menurutnya, pelaksaan pendistribusian penyaluran BST di Srengseng Sawah ini merupakan tahap ketiga.
“Jumlah 848 orang itu termasuk PKM yang sebelumnya terdaftar namanya pada tahap kedua tapi belum menerima bantuan,” tutur Nina.
Ia menambahkan pada tahap kedua, jumlah calon penerima BST sebanyak 500 orang dengan petugas dari Bank DKI 8 orang.
“Sekarang kapasitasnya melonjak menjadi 848 orang, tetapi petugas yang menangani berkurang jadi 4, ini yang menyebabkan terjadinya keterlambatan hingga pukul 9 malam karena satu petugas menangani banyak orang,” tutur Nina.
Menurutnya, seharusnya dengan kapasitas calon penerima BST yang lebih banyak, pelaksanaannya dilakukan di dua lokasi dan petugas diperbanyak, bukan malah dikurangi.
“Kalau tahap sebelumnya bisa lebih cepat karena petugas yang menangani banyak,” ucap Nina.
Ia menambahkan, bila kapasitas calon penerima BST lebih banyak sebaiknya pelaksaannya bisa diperbantukan dari Dinas Sosial DKI Jakarta, kecamatan dan kelurahan.
“Mungkin petugas dari Bank DKI bisa berkolaborasi dengan Dinas Sosial agar pelaksanaan penyaluran BST bisa lebih efisien dan cepat,” katanya.
Kepala Sekolah SDN 04 Srengseng Sawah, Jagakarsa Jakarta Selatan, Prasetyaningrum mengungkapkan hal senada.
Ia mengatakan lamanya waktu penyaluran BST karena kapasitas yang melonjak menjadi 848 orang, tidak diimbangi dengan jumlah petugas.
Ia membandingkan dengan tahap sebelumnya dengan jumlah penerima Bantuan Sosial Tunai sebanyak 500 orang ditangai 8 petugas Bank DKI.
“Tahap sekarang jumlahnya 848 orang, tapi petugasnya hanya 4 orang,” katanya. (Tim)